Tentang Saya

Foto saya
MADIUN, Jawa Timur
Saya Narariya Maharatri, menyediakan busana untuk para remaja, mahasiswa, maupun ibu-ibu. Untuk pemesanan bisa melalui SMS ke 085645872573 atau email : narariyamaharatri@gmail.com

Senin, 16 April 2012

SEJARAH KAOS (T-shirt)

     Siapa yang tidak mengenal pakaian yang namanya kaos ini, dan asal kata kaos adalah “shirt”. Kata imbuhan “T”, konon dikarenakan oleh bentuknya yang menyerupai huruf “T”. Maka jadilah “T-shirt”. Kita sering juga menyebut kaos ini dengan kata “T-shirt”. Cukup banyak jenis dan model kaos ini dan yang banyak digemari adalahkaos oblong”. Kata kaos ini ternyata mempunyai sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
     Pada awalnya kaos lebih berfungsi untuk pakaian dalam, diantaranya adalah kaos singlet dan kaos oblong, dan kaos oblong ini adalah pakaian yang tidak berkerah. Dulu benda ini yang tidak jelas siapa penemunya ini hanya dipakai sebagai pakaian dalam oleh kaum pria. Ketika itu warna dan bentuk kaos (modelnya) itu-itu melulu. Maksudnya, baju kaos itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan.
    
Konon T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. Kaos berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku dengah kaos yang dikenakan. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.
    
Sebagian orang pemakaian kaos dinilai kurang sopan, tetapi sebenarnya tidak bisa dinilai dari satu sudut padang saja karena kaos dapat dipakai dalam event atau kegiatan tertentu. Dan atas penilaian itulah muncul polemik bahwa penampilan marlon brando dianggap kurang sopan, namun kenyataannya penilaian itu tidak mendapat dukungan masyarakat luas dan justru busana kaos justru menjadi bagi kaum pria dan wanita baik muda maupun yang tua.
     Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik soal kaos dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
     Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.
     Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belnda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal. Namun demikian dengan berkembangnya peradaban, kaos oblong dan kaos berkerah dijadikan mode dan dipakai oleh ormas, partai, tim sepak bola bahkan seragam olah raga paguyuban ibu-ibu di sebuah instansi.
     Nah sekarang kaos banyak di jual dimana-mana dengan model dan kualitas yang beraneka ragam serta harga mulai yang murah sampai yang termahal. Mahalnya harga kaos ini juga dipengaruhi tempat penjualan kaos itu sendiri. Kaos yang dijual masal biasanya harganya lebih murah jika dibandingkan penjualan kaos eceran. Di toko on line ini menyediakan banyak model kaos dalam bervariasi model dan harga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar